II.G.1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: Bacalah majalah itu dengan seksama! Apakah yang terdapat dalam kotak itu? Siapakah yang ia tunggu? Apatah gunanya bersedih hati? II.G.2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya:…
PUEBI
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya: Di mana Andika sekarang? Buku itu di letakkan di dalam lemari. Samuel memutuskan terjun ke tengah kancah perpolitikan Nasional. Dita sedang berangkat ke kantor. Saya pergi ke sana…
II.E.1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut. a. Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu. Misalnya: bu-ah ma-in ni-at sa-at b. Huruf…
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Misalnya: anak-anak biri-biri lauk-pauk berjalan-jalan buku-buku cumi-cumi mondar-mandir mencari-cari hati-hati kupu-kupu ramah-tamah terus-menerus kuda-kuda kura-kura sayur-mayur porak-poranda mata-mata ubun-ubun…
II.B.1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya. Misalnya: bergerak berkesinambungan mempersulit gemetar tulisan keadaan persalinan Catatan: Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme, -man, -wan,…
I.H.1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring. Misalnya: Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti ‘dan’. Catatan PUEBI 2015…
I.G.1. Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan ataupun jurnal, termasuk dalam daftar pustaka. Misalnya: Saya sudah merangkum buku Salah Asuhan karangan Abdoel…